Semakin tingginya angka usia produktif anak sekolah yang terkena HIV/AIDS secara otomatis membuat tenaga pendidik turut bertanggungjawab akan hal tersebut. Sekolah dipandang sebagai lembaga yang ada di masyarakat yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik dengan berbagai pengetahuan dan ketrerampilan yang akan berguna bagi dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya. Sehingga pengetahuan serta keterampilan yang diberikan di sekolah dapat menjamin bahwa siswa dapat memecahkan persoalan yang akan dihadapinya di kemudian hari. Salah satunya termasuk persoalan yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS.

Pendidikan muatan lokal mengenai HIV/AIDS dapat membantu remaja untuk mengenal penyakit ini lebih dini dan dapat melakukan tindakan preventif bagi dirinya. Pemberian materi pendidikan HIV/AIDS berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian remaja serta berbasis kecakapan hidup dengan memperhatikan jenjang dan jenis pendidikan.